Thursday, August 23, 2007

My beloved hubby

Sudah 2 malam ini si dia [my lovely hubby] tidak tidur di rumah, tidak bisa berangkat-pulang kerja bareng2, tidak pula bisa menemani diri ini makan siang jika menu makan di kantor sedang tidak cocok di lidah, bahkan tidak juga memberikan pelukan hangat :)

Dia sedang berada di Malang, hanya terbentang jarak [lebih kurang] 80 km dari diri ini. Tapi kala hati sedang merindu seperti ini jarak seberapapun terasa jauh.

Dia, suamiku tercinta, Papah yang baik buat Nabil. Kesabaran yang ada padanya, kegigihan hatinya untuk meyakinkan diri ini bahwa dirinya bisa menjadi suami yang baik akhirnya meluluhkan hati ini untuk mengakhiri petualangan cinta :)

Dan benar saja, rengekan manja diri ini kala menginginkan setangkai bunga mawar putih misalnya, tidak sedikitpun membuatnya marah. Dia bukanlah sosok romantis yang bisa dengan mudah mengungkapkan perasaan cinta lewat kata2, puisi2 cinta atau bahkan kejutan2 kecil. Awalnya saya sulit menerima bahwa dia begitu adanya. Tapi seiring kebersamaan yang kita jalani, melalui pendewasaan diri, semakin menyadari diri ini apa arti mencintai yang sesungguhnya. Mencintai tanpa prasyarat apapun, menerima kekurangan tanpa menuntut apapun.

Tangannya tidak pernah sedikitpun merasa berat ketika harus turun tangan mencuci pakaian kotor, tidak pula merasa enggan menggantikan diri ini menjaga Nabil kala masih bayi. Dia tidak meminta diri ini melayani, menyiapkan sepiring nasi ketika lapar, menyemirkan sepatu ketika hendak memakainya, atau bahkan memilihkan baju mana yang hendak dia pakai layaknya seorang istri melayani sang suami. Mungkin semuanya itu karena pengaruh kehidupan dia sebelum menikah, hidup di tempat kos, menjelajah dari satu kota ke kota lain demi sesuap nasi & segenggam berlian :)

Atau mungkin si dia tidak mau merepotkan sang istri tercintanya ini.

Sebulan yang lalu, 25 Juli, usianya genap 33 tahun. Iya, usianya memang terpaut 10 tahun dari saya. Tapi siapa yang mengira?? Si mata sipit ini memang tidak boros wajah [kata sebagian orang], bahkan beberapa relasi kerjanya [baca: vendor] ada yang menebak "I think you're not more than 28 years".

Terima kasih untuk rasa cintamu untuk diri ini [dan Nabil tentunya], banyak sekali yang telah saya pelajari darimu. Mengurangi kecengengan, egoisme pribadi, kemanjaan diri dan semua sifat-sifat negatif lain yang dulunya melekat di diri ini. Meskipun tidak serta merta semuanya sifat itu menghilang dari diri ini. At least, perubahan yang terjadi itu merupakan proses pendewasaan diri, proses pendewasaan hubungan cinta kita yang Insya Allah akan membawa perubahan ke arah yang lebih baik.

Lebih dari itu semua, masih banyak hal-hal lain yang telah si dia lakukan untuk diri ini, yang tentu saja tidak bisa saya tuliskan di sini. Namun, yakinlah, diri ini merekam semuanya dalam ingatan, menyimpan dalam hati.


"Mentari pagi, teriknya siang dan gelapnya malam senantiasa berputar seperti cinta kita yang tiada henti berputar"


Diri ini yakin, untuk menuliskan puisi seperti di atas [kalaulah pantas disebut sebuah puisi], dia pasti harus memutar otak ekstra keras. Dan saya cukup tahu bagaimana menghargai sebuah puisi dari si dia, menjadi banner di http://maula-nabil.blogspot.com/ saya kira cukup adil bukan??

Dedicate to my beloved husband & also the great father for our lovely son.

with love - hERna