Friday, August 24, 2007

Semuanya Ini Cukup Menghibur

Setelah beberapa kali punya kesempatan bereksplorasi dengan gokart, pada akhirnya kejenuhan datang menghampiri juga. Meskipun pihak circuit rental telah mengubah lintasan dengan memodifikasi beberapa tikungan[sejak kunjungan pertama sampai yang terakhir kemarin -10 Agustus 2007, sirkuit telah mengalami 2 kali perubahan], toh kejenuhan ini tidak bisa dihindari lagi.

Terbukti pada permainan gokart terakhir saya, diri ini merasa ingin segera menginjak rem untuk mengakhiri. Namun lambaian bendera hitam-putih yang menandakan heat telah usai tak kunjung terlihat setiap kali saya melewati lintasan lurus di start/finish-grid. Dan rasa-rasanya kontrol terhadap kemudi juga sedikit berbeda dari biasanya, terasa lebih berat. Pada akhirnya pencapaian the fastest lap hanya tercatat pada angka 33,xx detik, padahal sebelum-sebelumnya saya bisa mencatat 31,xx detik. Eeehm, bukan bermaksud pamer, karena sebenarnya catatan waktu saya tersebut masih jauh tertinggal jika dibandingkan dengan yang lain, yang bisa tembus angka 29,xx detik. Untuk sekedar diketahui, 1 heat berlangsung selama 5 menit. Jumlah lap yang dicapai tergantung kecepatan gokart selama 5 menit tersebut.

Begitulah mungkin, bagaimanapun atau apapun kalau dilakukan dengan kondisi hati sedang tidak mood atau lebih tepatnya dilakukan dengan setengah hati akan terasa berat. Dan seandainya hari ini ada tawaran untuk turun ke lintasan lagi, diri ini akan berpikir 2 kali, tidak seperti sebelumnya, langsung diiyakan saja.


Lain dengan gokart, All Terrain Vehicle atau yang lebih populer disebut ATV ini juga cukup oke punya untuk dijadikan hiburan ataupun olah raga alternatif. Saya berkesempatan mencobanya beberapa waktu lalu bersama beberapa rekan kantor, di luar jam kerja kantor tentunya. Awalnya, dengan melihatnya saja diri ini sudah keder, tidak terbayang sedikitpun sebelumnya kalau rodanya sebesar itu. Apalagi ada salah seorang teman yang selalu terseok-seok pengendaliannya, menambah ketidak-pedean diri ini semakin muncul ke permukaan. Dan juga hanya diri ini satu-satunya cewek yang akan turun di lintasan yang menyerupai lintasan off-road itu.

Tanah kering, berdebu, tidak rata, berkelok-kelok, naik dan turun. Begitulah kira-kira lintasan yang akhirnya saya coba tersebut. Di atas sebuah sepeda motor dengan 4 roda, yang menurut namanya [All Terrain Vehicle] bisa untuk berkendara di medan yang berlumpur sekalipun, akhirnya diri ini meluncur pelan dan pasti. Lebih menyerupai seorang tuan tanah yang mengunjungi lahan pertaniannya daripada seseorang yang sedang melakukan off-road. Berjalan pelan-pelan sambil berusaha menjaga ATV tetap berada dalam lintasan ternyata bukanlah pekerjaan yang mudah. Selain berat, lintasan yang berupa gundukan-gundukan tidak rata itu cukup menyita konsentrasi diri ini, dan pada akhirnya kecepatan kira-kira 20 km/jam sudah cukup memuaskan diri ini.

What's next?? Mungkin dalam waktu dekat adalah rafting atau lebih dikenal sebagai arung jeram. Tapi berhubung dalam waktu dekat datang pula bulan Ramadhan, mungkin rafting yang keempat kali buat diri ini harus ditunda sampai setelah lebaran.